Abu Sufyan bin Harits, bukanlah orang jauh bagi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau masih ada hubungan saudara dengan Nabi. Akan tetapi kekafiran serta permusuhan menjauhkan dekatnya nasab tersebut. Permusuhan itu tak terelakkan, terutama saat kaum musyrikin Mekkah sedang jaya-jayanya. Hingga suatu saat roda berputar dengan cepat dan menaikkan kaum muslimin ke putaran roda teratas. Berbondonglah manusia memasuki islam, dan salah satunya adalah Abu Sufyan bin Harits..
Masuk Islam, baginya, bukan urusan sederhana. Teringatlah dia kejahatan serta permusuhan yang dahulu dilakukan beserta kawan-kawannya terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Ketakutan itu menyeruak dari dalam hatinya, bagaimana jika Sang Nabi membalas perlakuanku kepadanya dahulu? Tentu aku tak akan sanggup! Maka datanglah dia kepada sahabat-sahabatnya yang terllebih dahulu masuk islam, hendak meminta saran.
Sungguh sahabat-sahabatnya adalah orang yang bijak serta cerdas. Mereka mengerti, bahwa Rasulullah diperintahkan untuk mengikuti jalannya para Nabi. Disuruhlah abu sufyan menghadap sendiri kepada Nabi, sembari mengatakan persis seperti yang dikatakan saudara Yusuf ketika melihat Yusuf telah memiliki posisi yang tinggi
تالله لقد آثرك الله علينا وإن كنا لخاطئين
“Demi Allah! Sungguh Allah telah melebihkan engkau atas kami, dan sungguh kami adalah orang-orang yang bersalah” (Q.S. Yusuf 91)
Lantas, apa jawaban Nabi? Sesuai prediksi, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab persis seperti yang dikatakan oleh Nabi Yusuf
لا تثريب عليكم اليوم يغفر الله لكم وهو أرحم الرحمين
“Pada hari ini, tidak ada cercaan terhadap kamu. Semoga Allah mengampuni kamu, dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang” (Q.S. Yusuf 92)
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an bukan hanya sebagai kisah, namun untuk dirunut peristiwanya, dititi jalannya, dan diikuti contohnya. Ketika sedang sedih, tak usahlah kita mengeluh di dunia maya, namun katakanlah sebagaimana yang dikatakan oleh nabi Ya’qub saat kehilangan anaknya
إنما أشكوا بثي وحزني إلى الله
“Hanyalah pada Allah aku adukan kesusahan dan kesedihanku”
*Dicuplik dari rekaman kajian Syaikh Al-Maghamisiy hafizhahullah, dengan sedikit perubahan